Teknologi Komunikasi dan Informasi

Indonesia sedang dihadapkan pada berbagai kebutuhan sosial dan meningkatnya integrasi dengan perekonomian global, teknologi informasi dan komunikasi (TIK) berpotensi besar dalam menghadapi tantangan ini. Sementara TIK menjadi pendorong pertumbuhan di beberapa negara, potensinya untuk menyumbang kepada pembangunan manusia tak dapat diabaikan. Kemampuan menelpon dalam keadaan darurat, rasa berdaya ketika mengamati harga-harga pasar untuk hasil pertanian, potensi internet untuk pendidikan ini semua menunjukkan informasi dapat mendorong pembangunan manusia.

Dengan menciptakan kebijakan yang dapat menghubungkan dorongan untuk meningkatkan TIK dan upaya mencapai tujuan-tujuan pembangunan manusia, Indonesia dapat secara berarti dan efektif meningkatkan kehidupan kaum miskin. Ide-ide inovatif untuk menyampaikan informasi kepada kaum miskin dapat memperbaiki mutu kehidupan mereka dan TIK untuk pembangunan manusia merupakan sumber daya utama bagi pertumbuhan di masa depan; hal yang secara aktif dipromosikan UNDP.

Untuk dapat mencapai tujuan ini bersama dengan mitra-mitra nasional, UNDP melaksanakan proyek Bantuan Persiapan TIK untuk Pembangunan Manusia. Proyek satu tahun ini bertujuan membentuk suatu kemitraan nasional berwawasan luas, mengembangkan strategi nasional penggunaan TIK bagi pembangunan manusia, terutama untuk mengurangi kemiskinan.

Berdasarkan proses konsultasi nasional dengan pihak-pihak berkepentingan dari berbagai sektor, proyek ini lebih difokuskan pada upaya mengurangi kemiskinan melalui prioritas pembangunan nasional. Oleh karena itu proyek lebih diarahkan pada inisiatif-inisiatif yang akan melayani kaum miskin langsung dengan informasi yang dibutuhkan untuk memperbaiki tingkat kehidupan mereka dengan teknologi yang sesuai. Contohnya adalah promosi radio yang didukung oleh layanan informasi yang kuat di masyarakat pedesaan, akses ke internet bagi para petani untuk mendapatkan informasi tentang pasar nasional maupun internasional, dan promosi ekoturisme melalui ‘situs web’ untuk desa-desa terpencil.

Strategi TIK nasional akan berkoordinasi dengan dan memberi masukan kepada Strategi Pengentasan Kemiskinan secara keseluruhan oleh karena sasaran akhir dari kedua strategi ini adalah sama. Proyek ini juga akan bekerja sama dengan program-program UNDP lain, untuk mendorong penggunaan TIK yang efektif dan inovatif dan menciptakan sinergi dalam pelaksanaan program-program tersebut.

Konsep TIK untuk kaum miskin tampak nya belum diterima secara luas di antara para pembuat kebijakan. Hal ini dapat dilihat dari sedikitnya prakarsa untuk itu di Indonesia. Proyek ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran dan konsensus nasional, tidak hanya melalui advokasi dan dialog tentang kebijakan melainkan juga dengan memperlihatkan kegunaan TIK untuk kaum miskin dan dampak nyata yang bisa diperoleh. Selama jangka waktu satu tahun, dua proyek perintis akan dikembangkan untuk mewujudkan kebijakan TIK dalam proyek-proyek yang akan membawa TIK kepada masyarakat miskin. Salah satu proyek akan di kembangkan secara internal oleh tim proyek, sementara yang lain akan ditentukan melalui lomba nasional.

Secara keseluruhan, proyek berusaha merealisasikan potensi TIK bagi masyarakat miskin dengan bekerja langsung dengan rakyat miskin dan menggunakan dialog untuk mengutarakan pengalaman dan hal-hal yang telah dipelajari. Dengan dukungan UNDP dan para mitra kerjanya akan semakin banyak masyarakat mempunyai akses kepada informasi yang berguna melalui TIK.




Sabtu, 16 Agustus 2008

Teknologi Komunikasi dan Informasi

I like the way.mp3 - Kasekade

Saat ini perkembangan teknologi komunikasi dan informasi sangat pesat dari tahun ke tahun.Teknologi mempunyai 2 aspek yaitu hardware dan software.Keduanya saking melengkapi untuk memperoleh suatu teknologi yang bermanfaat sangat besar terhadap kehidupan manusia.Teknologi komunikasi dan informasi melalui 3 gelombang yakni Gelombang 1(teknologi pertanian),Gelombang 2 (teknologi pada pengembangan mesin industri) dan Gelombang 3 (teknologi informasi dan berpusat pada teknologi yang bisa diperbaharui.


Teknologi Komunikasi adalah perangkat keras dan struktur-struktur organisasional nilai-nilai sosial yang memungkinkan individu atau khalayak mengumpulkan,memproses dan saling mempertukarkan informasi dengan individu lain atau khalayak lain(Everett M. Rogers). Teknologi komunikasi mempunyai ciri-ciri antara lain mempunyai hardware, struktur organisasi, nilai - nilai budaya / sosial dan organisasi yang menyelenggarakanya. Ini untuk berkomunikasi dan beriinteraksi dengan orang lain lewat jarak jauh untuk memperoleh persamaan makna. Contohnya antara lain adalah handphone(hp), telephone, email, faxsimilie, walkie talkie, HT, dan lain-lain.

Sedangkan Teknologi informasi adalah merupakan pemrosesan,pengolahan dan penyebaran informasi oleh kombinasi komputer dan teknologi komunikasi(Richard Werner 1996, 206). Ini untuk mendapatkan berbagai informasi yang berhubungan dengan kehidupan manusia yang bermanfaat bagi manusia. Contohnya antara lain adalah televisi, radio, internet, ATM, papan pengumuman, katalog, pengumuman pengeras suara, dan lain-lain. Saat ini teknologi komunikasi dan informasi telah berkembang dan menjadi satu dalam satu teknologi yaitu teknologi multimedia. Multimedia menggabungkan kegunaan untuk berkomunikasi dengan orang lain dan juga bisa untuk memperoleh informasi. Contohnya antara lain adalah hp yang bisa untuk mengaksees internet, untuk kamera, untuk merekam gambar/kejadian dan lain-lain. Ini untuk mempermudah manusia dalam berkomunikasi dan mendapat informasi secara praktis, lengkap dan cepat sesuai dengan kebutuhan manusia yang terus bertambah.


Salah satu contoh teknologi informasi adalah televisi. Televisi dapat mengirimkan gambar sehingga peristiwa yang sedang terjadi di suatu tempat dapat disaksikan di tempat lain oleh masyarakat.Sebuah kamera televisi mengubah gambar ke dalam sinyal. Sinyal itu ditransmisikan/ dikirim berupa gelombang radio dengan cara yang hampir sama dengan pengiriman suara melalui radio.Saat sinyal diterima oleh sebuah televisi,kemudian sinyal-sinyal itu diubah menjadi gambar pada layar tv yang bisa dilihat gambar suatu kejadian oleh masyarakat luas,sehingga masyarakat dapat mengetahui suatu kejadian bahkan hal yang penting dalam kehidupan masyarakat. Banyak televisi portabel kecil memancarkan gambar yang berwarna hitam-putih. Bagian utama tv antara lain adalah tabung gambar yang terletak di bagian depan tv dan untuk menunjukan gambar atau pesan suatu kejadian yang ingin ditampilkan. Pada ujung sempit tabung tv itu ada sebuah penembak yang menembakkan seberkas partikel listrik yang disebut layar berlapis. Pada ujung lebarnya terdapat sebuah layar yang berlapis fosfor di dalamnya. Fosfor itu berkilau di tempat yang terkena oleh berkas elektron. Ini dapat menampilkan setitik cahaya yang kemudian berubah menjadi gambar/suatu pesan yang akan disampaikan. Untuk membuat gambar pada tv,berkas elektron itu ditarik oleh elektromagnet sehingga berkas itu berjalan zig-zag menuruni layar tv.Pada saat itu kekuatan berkas bervariasi sehingga titik bersinar lebih cemerlang atau lebih redup sesuai hasil gambar.Hasilnya adalah sebuah gambar yang terjadi dari beratus-ratus garis horizontal.

Sepanjang masing-masing garis,ada titik-titik putih yang muncul ketika berkas itu berada dalam kekuatan penuhnya sehingga gambar yang dihasilkan baik dan terang.Titik-titik hitam muncul ketika berkas demikian lemah sehingga layar sama sekali tidak berkilau atau gambar yang dihasilkan tidak terang dan kurang baik.Bila gambar itu berubah,perubahan itu tidak terjadi sekaligus tetapi secara sedikit demi sedikti.Ini membuat berkas elektron berzig-zag pada layar disebut scanning. Gambar dalam layar televisi hitam-putih terjadi dari ratusan garis horizontal yang berubah-ubah antara terang dan gelap mengikuti panjangnya. Garis-garis itu berasal dari berkas elektron yang mendera belakang layar televisi dan membuatnya bersinar.Dari garis-garis itu akan didapat suatu gambar pesan yang ingin ditampilkan kepada masyarakat.Di Inggris gambar televisi mempunyai 625 garis.Sebanyak 25 gambar ditayangkan di layar setiap detik.Sedangkan di AS gambar televisi mempunyai 525 garis. Sebanyak 30 gambar ditayangkan di layar setiap detik. Jadi kecepatan gambar tv,kejernihan gambar maupun kecermelangan gambar di setiap negara berbeda-beda sesuai banyaknya garis cahaya dan yang ada serta yang dihasilkan. Hal ini membuat gambar dapat berubah warna,berganti slide gambar atau tema pesan gambar dan lain-lain. Demikianlah kurang lebih dari cara kerja dari televisi.


Salah satu contoh teknologi komunikasi adalah email.Webmail memberikan kontribusi terbesar dalam lalu lintas email per hari untuk masa depan,tentunya ini didukung karena internet akan terus meledak atau banyak dipakai oleh manusia sebagai sarana teknologi komunikasi dan informasi,khususnya dengan tersedianya Top Level Domain (TLD) yang baru seperti .info, .biz, dan .pro.

Pendukung kedua adalah di sisi teknologi yang berfungsi sebagai email viewer,dan perusahaan teknologi industri telah mempersiapkan peralatan-peralatan yang berfungsi sebagai pembaca dan pengirim email bergerak seperti PDA, WinCe, Palm, Psion membuat perangkat pembaca email bergerak seperti palmtop,nokia communicator, handycam dan bahkan alat berupa pager email yang adalah suatu perangkat baru nirkabel yang dirancang dan dikembangkan oleh Danger Research yang bernama Hiptop yang sanggup menerima dan mengirim email dengan tombol seperti layaknya sebuah pager email.Maka dalam sebuah email kini bisa dilakukan berbagai aktivitas komunikasi dan perolehan informasi yang sangat berguna dalam kehidupan manusia secara lengkap dan praktis.Kemudian perangkat ini akan diluncurkan ke dalam pasar masyarakat retail kira-kira USD 200,terhitung sangat terjangkau khususnya bagi kalangan bisnis untuk kebutuhan komunikasi dan informasinya.

Selain dapat mengirimkan dan menerima email Hiptop dirancang untuk dapat menjelajah situs web internet,instant messaging, panggilan telepon suara dan juga berfungsi seperti digital kamera kecil.Sehingga dalam perkembangannya email ini sangat bermanfaat dan semakin lengkap kegunannya.Perangkat jenis ini diharapkan diluncurkan ke pasar pada akhir musim gugur tahun 2001 dan sudah beredar di pasar pada sekitar tahun 2002.Perusahaan lain seperti Motorola juga telah mengembangkan pager email dalam perangkat barunya yang bernama Talkabout T900,yang dijual hanya USD 99.AOL Time Warner juga memiliki produk sejenis yang dijual ke pasar dengan harga USD99.

Maka kini dengan banyaknya pilhan jenis email dari berbagai perusahaan besar komunikasi yang mempunyai banyak kegunaan diharapkan memberikan banyak pilihan kepada manusia untuk melakukan komunikasi dan memperoleh informasi secara lengkap dan praktis.Dan juga mengingat dukungan teknologi ini,maka email diharapkan menjadi sarana komunikasi secara umum maupun di bidang pemasaran dan bisnis seraya menjangkau masyarakat maupun mempertahankan hubungan komunikasi yang efisien dan hemat dengan para mitra bisnis untuk menunjang sarana dan prasarana komunikasi sekarang ini seperti telepon,faks,telex,pager,dan telepon seluler dan sejenisnya yang telah lebih dahulu hadir untuk digabungkan kegunaannya.Karena trend inilah distributor Panasonic di Indonesia juga mendistribusikan faks yang dapat mengirim email dan juga pada situs www.efax.com, teknologi ini memungkinkan Anda mendapat nomor faks khusus kemudian orang mengirim faks ke nomor faks tsb dan langsung masuk ke email Anda, namun ini berlaku kalau Anda tinggal di Amerika serikat dan Kanada serta Inggris.

Jadi kegunaan email secara seksama hanya dapat diperoleh disuatu daerah tertentu karena jaringan yang belum meluas.Demikianlah berbagai kegunaan,manfaat kedepan dari email serta sedikit cara kerja dari email.Ini semua menunjukkan bahwa suatu perkembangan teknologi komunikasi dan informasi dari tahun ke tahun sangat pesat,mudah,murah dan bertambah manfaatnya serta tak jarang bergabung menjadi satu untuk menjadi teknologi multimedia,ini semua dikarenakan kebutuhan manusia yang terus bertambah dan semakin menginginkan kepraktisan untuk kepentingan serta kemanfaatan dari kehidupan manusia.

Kamis, 07 Agustus 2008

Dari Alih Teknologi/Infomasi menuju Komunikasi Informasi

I like the way.mp3 - Kasekade

Peradaban manusia dewasa ini telah memasuki zaman teknologi, suatu zaman di mana teknologi berperan sebagai agen perubahan penting, jika bukan yang terpenting. Hampir semua perubahan sosial, ekonomi, dan budaya yang terjadi di masyarakat dewasa ini diakibatkan oleh teknologi.

Kemajuan teknologi yang diharapkan mampu membawa kehidupan umat manusia kepada kemakmuran ternyata masih belum terwujud. Memang, teknologi telah membawa kita kepada kehidupan modern dan memberikan banyak kemudahan, dalam kehidupan kita. Tapi nyatanya, keuntungan ini hanya dirasakan oleh sebagian masyarakat di negara-negara maju. Maka akibatnya, betapa kita merasakan ketimpangan yang sangat besar antara kemakmuran di negara-negara maju dengan negara miskin dan berkembang. Adalah suatu kenyataan, di mana sistem sosial di dunia memungkinkan seseorang di negara maju memiliki pendapatan lebih besar dari pendapatan suatu negara di Afrika.

Ketimpangan yang ada ini memunculkan inisiatif-inisiatif untuk mengatasinya. Salah satunya dengan apa yang kita sering dengar dengan istilah alih teknologi. Yaitu sebuah upaya untuk mentransfer segala informasi, ilmu pengetahuan dan produk teknologi dari negara maju ke negara-negara di dunia ketiga. Harapannya, negara yang menerima, yaitu negara miskin dan berkembang dapat menggunakan hasil penemuan di negara maju untuk kemajuan di negaranya. Tentu hal ini logis dan masuk akal. Tapi, benarkah demikian? Tentu hal itu benar jika tanpa memperhitungkan faktor-faktor tertentu yang terjadi di lapangan.

Dikutip oleh Ziauddin Sardar dalam Information and The Muslim World: A Strategy for the Twenty-first Century, B. K. Eres memaparkan faktor-faktor utama yang merintangi alih teknologi informasi ke Dunia Ketiga. Dari sisi ekonomi, berlimpahnya tenaga kerja dan sedikit modal menjadi faktor yang cukup menghambat, belum lagi kurangnya kompetisi internal. Dari sisi sumber daya manusia, negara Dunia Ketiga menghadapi kondisi minimnya tenaga ahli dan terampil dan kurangnya pendidikan yang berkesinambungan. Dari segi politik, pemerinatahan yang tidak stabil, keinginan akan sekurirti dan kerahasiaan yang ketat, dan sntralisasi pembuat keputusan. Dari segi infrastruktur, belum tersedianya fasilitas-fasilitas penunjang yang memadai unuk diterapkannya suatu teknologi. Belum lagi hambatan-hambatan psikologi, kultur, demografi dan sosial.

Namun, seandainya faktor-faktor penghambat seperti di atas pun tidak ada, ternyata informasi yang tersedia di negara-negara industri maju sama sekali tidak relevan dengan kebutuhan di Dunia Ketiga. Pengembangan terus-menerus informasi serta teknologi-teknologi baru terpuast pada negara-negara industri kaya. Amerika berkontribusi sebesar sepertiga anggaran dunia untuk riset dan pengembangan, Eropa Barat dan Jepang untuk sepertiga lainnya, sementara untuk Eropa Timur dan Rusia di bawah sepertiga sisanya. Total anggaran riset dan pengembangan di negara-negara berkembang di Afrika, Amerika Latin dan Asia hanya kuarang dari 3%. Dengan demikian 97% riset dan pengembangan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan di negara maju yang tentu tidak mencerminkan prioritas di negara Dunia Ketiga. (UNESCO, 1977), Walaupun analisis ini dilakukan 1977, sepertinya kondisinya tidak jauh berbeda kecuali munculnya negara industri baru seperti Korea, Taiwan dan China.


Selain itu terdapat juga faktor eksternal yang menyulitkan terjadinya proses alih teknologi atau informasi. Tentu kita mafhum bahwa negara-negara maju tidak akan begitu saja membuka pintu selebar-lebarnya bagi arus informasi atau teknologi ke negara-negara berkembang. Negara-negara maju pasti menginginkan ketergantungan negara berkembang akan produk-produk mereka. Tidak mengherankan bahwa di dalam masyarakat-masyarakat yang di dalamnya informasi menjadi aktivitas ekonomi yang dominan, informasi sedemikian dijaga oleh pemiliknya (Ziauddin Sardar, 1988).


Sungguh, kita semua tahu bahwa banyak negara-negara berkembang memiliki potensi yang besar baik itu sumber daya alam maupun manusia. Namun sayangnya, alih-alih hal ini digunakan untuk kemakmuran dalam negeri, yang terjadi justru negara-negara maju yang mengeksploitasi demi kepentingan mereka. Negara-negara berkembang juga memiliki ilmuwan-ilmuwan yang secara akademis harusnya mampu mengembangkan riset dan pengembangan teknologi. Namun banyak faktor yang membuat seakan kemampuan mereka tumpul di hadapan kemajuan pesat negara-negara maju.


Antusiasme berlebihan di negara-negara Dunia Ketiga untuk memanfaatkan riset-riste dan pengembangan negara industri mengakibatkan hal-hal yang justru merugikan. Pertama, prioritas yang keliru dalam sains dan teknologi. Kedua, kurangnya penilaian terhadapa dimensi filosofis, kultural dan subyektif dari informasi yang diperoleh dari negara-negara industri. Ketiga, karena tidak relevan, maka pengembangan sainsi dan teknologi tidak memnuhi kebutuhan-kebutuhan riil di lapangan. Belum lagi akibat-akibat negatif yang menimpa ilmuwan-ilmuwan di negara berkembang karena sistem informasi internasional yang begitu menghegemoni.


Maka kini kita harus mengubah paradigma alih teknologi atau alih informasi menjadi komunikasi informasi di antara negara berkembang. Suatu proses komunikasi informasi lebih rumit dari sekedar transfer teknologi atau informasi. Komunikasi hanya bisa terjadi dari seorang anggota di antara kita dengan anggota lainnya. Ini berarti bahwa komunikasi hanya bisa berlangsung antara individu-individu yang berbagi satu pandangan-dunia yang sama. Harapan dan aspirasi, etika dan nilai, serta maksud dan tujuan yang sama. Lebih jauh, hal ini berarti bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi tak boleh diizinkan menentukan kebutuhan-kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan akan informasi dan komunikasi harus dicirikan dan dinilai kembali dari nilai-nilai khas kemandirian, keadilan sosial dan otentisitas kultural.


Melalui komunikasi informasi ini, diharapkan tidak ada lagi atau minim riset dan pengembangan yang tidak relevan dengan kebutuhan-kebutuhan negara berkembang. Komunikasi ilmu pengetahuan lebih merupakan fungsi banyaknya informasi ilmiah yang ditumbuhkan oleh ilmuwan-ilmuwan negara berkembang ketimbang banyaknya informasi yang dialihkan dari negara-negara industri. Saatnya kini kita kembangkan sistem informasi yang menunjang kebutuhan komunikasi infromasi ini. Sampai kapan terus bergantung kepada negara-negara maju? Kita lah yang paling bertanggung jawab untuk memutuskan ketergantungan tersebut.

Diluncurkan Indikator Teknologi Informasi dan Komunikasi

I like the way.mp3 - Kasekade

Pemerintah melalui Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) akan meluncurkan buku Indikator Makro Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK/ICT, Information and Communication Technology) Nasional Indonesia.

"Menkominfo Muhammad Nuh akan meluncurkan Indikator Makro TIK pada acara seminar Indonesia Outlook 2008 pada Kamis, 31 Januari 2008 mendatang," kata Achmad Jazidie dari Lembaga Kajian TIK TENOV (Center for Technology and Industry Policies) di Jakarta, Kamis.

Pada kesempatan itu, dia didampingi Staf khusus Menkominfo bidang TIK Abdullah Alkaff dan Ketua Panitia seminar Indonesia Outlook 2008 Karomul Wahid pada jumpa pers tentang seminar tersebut.

Achmad mengatakan Indikator Makro TIK Nasional ini diharapkan mampu mendorong pemangku kepentingan bersama pemritah memberi kontribusi positif dalam membangun sektor TIK di Indonesia.

Sedangkan Abdullah Alkaff mengatakan ide pembuatan Indikator Makro TIK Nasional dalam bentuk buku berasal dari Menkominfo Muhammad Nuh yang melihat Indonesia seringkali berada di posisi bawah ketika diranking oleh lembaga internasional mengenai kesiapan TIK suatu negara.

"Harusnya kita tidak terlalu jelek-jelek amat, tetapi kenapa Indonesia ada di-ranking bawah. Kita curiga mereka yang di-ranking tidak mempunyai informasi yang lengkap dan akurat, sehingga menempatkan Indonesia pada rangking bawah," kata Alkaff.

Alkaff mengutip hasil ranking kesiapan teknologi informasi atau e-readyness tahun 2007 yang dibuat oleh IBM bekerjasama dengan Economist Intelligent Unit majalah Economist yang menempatkan Indonesia pada rangking ke-67 dari 69 negara.

"Itu keterlaluan. Pasti data kurang akurat sehingga Indonesia berada pada peringkat itu," kata Alkaff.

Berangkat dari hal tersebut, kata Alkaff, Menkominfo membuat ide untuk membuat informasi yang lengkap dan akurat mengenai kondisi TIK Indonesia.

Alkaff mengatakan pemerintah berharap banyak dengan diluncurkannya indikator makro TIK Indonesia antara lain dapat meningkatkan investasi dan produktivitas serta membangkitkan optimisme bangsa.

"Investor akan mau melaksanakan investasi kalau TIK di suatu negara sudah baik. Itu menjadi tujuan investasi, karena TIK berkaitan dengan banyak faktor, salah satunya adalah produktivitas. Bila TIK suatu negara tinggi, maka produktivitas tinggi dan investasi juga akan tinggi," jelas Alkaff.

Indikator makro TIK Indonesia, lanjut staf khusus Menkominfo itu, juga berpengaruh untuk membangkitkan optimisme bangsa karena akan meningkatkan rangking TIK Indonesia di mata dunia.

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi

I like the way.mp3 - Kasekade

Akses informasi sangatlah menentukan kemajuan suatu bangsa. Oleh sebab itu tersedianya sarana dan prasarana komunikasi sangatlah penting dan dapat menjadi indikasi penyebaran dan penyerapan informasi oleh masyarakat. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Indonesia dapat dilihat dari tersedianya sarana dan prasarana komunikasi, baik untuk komunikasi suara (audio), video maupun data.


Beberapa faktor yang diidentifikasi berpengaruh terhadap kesenjangan Teknologi Informasi dan Komunikasi antara lain: jalan ke akses telekomunikasi; akses ke internet; pencapaian pendidikan juga menjelaskan perbedaan akses; bahasa (hampir 90% isi internet dalam bahasa inggris); dan akses di kawasan kota lebih baik daripada di desa.

Untuk mengatasi kesenjangan ini, kebijakan dalam bidang informasi dan komunikasi untuk meningkatkan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam kehidupan bermasyarakat guna mempercepat pembangunan antara lain: (a) meningkatkan partisipasi dan kesadaran masyarakat akan manfaat Teknologi Informasi dan Komunikasi; (b) infomobilisasi; (c) menyediakan akses informasi; (d) mengembangkan Sumber Daya Manusia; (e) perangkat keras (hardware) untuk menunjang pelaksanaan tugas operasional; (f) E-Government.

PEMBANGUNAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI INDONESIA, TANTANGAN

I like the way.mp3 - Kasekade


Sejarah Peradaban Manusia mencatat bahwa 50 tahun terakhir peran teknologi informasi dan komunikasi telah menjadi bagian utama penentu gerak peradaban umat manusia.

Sebutlah bidang kemanusiaan apa yang saat ini tidak tersentuh oleh teknologi informasi dan komunikasi ini. Bidang ekonomi, perdagangan, pertahanan keamanan, bidang sosial, pendidikan tidak ada satupun yang tidak tersentuh oleh teknologi informasi dan komunikasi.

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah berkembang sangat jauh saat ini dan telah merevolusi cara hidup kita, baik terhadap cara berkomunikasi, cara belajar, cara bekerja, cara berbisnis, dan lain sebagainya. Era informasi memberikan ruang lingkup yang sangat besar untuk mengorganisasikan segala kegiatan melalui cara baru, inovatif, instan, transparan, akurat, tepat waktu, lebih baik, memberikan kenyamanan yang lebih dalam mengelola dan menikmati kehidupan.

Dengan teknologi informasi dan komunikasi semua proses kerja dan konten akan
ditransformasikan dari fisik dan statis menjadi digital, mobile, virtual dan personal. Akibatnya kecepatan kinerja bisnis meningkat dengan cepat. Kecepatan proses meningkat sangat tajam di banyak aktivitas modern manusia.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak aktivitas yang berubah menjadi sangat cepat, proses Analisa perdagangan (trading analytics) misalnya, yang dahulu membutuhkan waktu 30 menit sekarang hanya membutuhkan 5 detik; Operasional penerbangan (airline operation), yang dahulu 20 menit sekarang hanya 30 detik; Pertanyaan-pertanyaan yang diterima oleh call center (call center inquiries), yang dahulu membutuhkan waktu 8 jam, dengan bantuan expert
information system sekarang hanya membutuhkan waktu 10 detik; Penelusuran posisi keuangan (track financial position), yang dahulu membutuhkan waktu 1 hari penuh, sekarang hanya 5 menit; Supply chain updates, yang dahulu 1 hari sekarang hanya 15 menit; Transfer dokumen (document transfer) yang dahulu 3 hari, sekarang hanya 45 detik; Aktifasi telepon (phone activation) yang dahulu 3 hari sekarang hanya 1 jam; Pemulihan gudang data (refresh data warehouse) yang dahulu 1 bulan sekarang hanya 1 jam; Penyelesaian dagang (trade settlement) yang dahulu 3 hari, sekarang hanya 1 hari; Pemesanan PC (build to order PC) yang dahulu 6 hari, sekarang hanya 24 jam.

Bagaimana memanfaatkan Teknologi ini untuk meningkatkan daya saing Nasional misalnya menjadi tugas yang tidak ringan. Sampai dua tahun yang lalu daya saing Indonesia masih menempati urutan ke-58 dari 60 negara di dunia. Posisi ini kembali turun. Kurang dari dua pekan dari hari ini kembali kita mendengarkan adanya pengumuman ranking daya saing Indonesia yang kembali diturunkan peringkatnya sebagai negara yang memiliki daya saing yang rendah di dunia.

Human Development Index Indonesia pada Tahun 2004 masih menempati urutan ke-111 dari 177 negara dan urutan ke-5 dari negara ASEAN, E-Readiness Indonesia (kesiapan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi, serta kebijakan lingkungan usaha dan sosial yang mendukung) pada tahun 2005 menempati urutan ke-59 dari 64 negara.

Realitas kondisi ini memberikan kesempatan yang luas bagi Tekonologi Informasi dan Komunikasi untuk berperan lebih luas. Ruang perkembangan yang sangat luas inilah yang memberikan kesempatan bagi seluruh warga negara, untuk ikut berperan mengisinya.


Marilah kita berjalan-jalan melihat seluruh wilayah negeri ini. Marilah kita melihat-lihat garis pantai yang bahkan lebarnyapun akan jauh lebih panjang dibandingkan dengan panjang benua Eropa. Negeri kita memiliki garis pantai terpanjang di seluruh dunia. Apa yang dapat dilakukan oleh TIK terhadap kharakter khas alam negeri ini? Apa yang menjadi kelebihan dari garis pantai yang lebar, apa yang menjadi kekurangannya, apa yang menjadi kelemahan dan kekuatannya ?

Baru-baru ini kita mendengar keberhasilan Polri membongkar penyelundupan 1 Ton narkoba yang dikirim oleh para pengedar obat terlarang ini dari salah satu lokasi pantai dari ribuan kilometer garis pantai yang kita miliki. Dengan garis pantai yang ribuan kilometer yang kita miliki ini, sebenarnya membuat negeri ini menjadi sangat terbuka. Hampir tidak mungkin untuk mengendalikan dan mengontrol seluruh aktivitas yang dilakukan di titik-titik pantai di perairan laut yang kita miliki. Bagaimana TIK berperan dalam memecahkan masalah seperti itu ? Ada Kesempatan yang luar biasa besar bagi TIK untuk ikut membenahi masalah-masalah seperti ini. Yang berarti terbuka peluang yang sangat luas bagi para lulusan ilmu komputer untuk ikut berperan langsung.

Marilah kita lihat sekarang kekayaan alam laut yang kita miliki. Bangsa kita ini memiliki sumber daya alam yang paling banyak ragamnya di muka bumi ini. Belum pernah ada sebuah lokasi yang memiliki keragaman kekayaan alam laut sebanyak yang diberikan oleh Tuhan kepada Bangsa ini.

Ada sebuah data dari Departemen Kelautan dan Perikanan (Data September 2005) yang mengungkapkan bahwa di tahun 2005 ada sekitar 5 juta orang penduduk di Pulau General Santos Filipina yang menikmati hasil laut Indonesia dari sebanyak 250 kapal ikan Filipina yang menangkap ikan di Indonesia secara resmi. Data ini membuat ijin menangkap ikan yang tadinya diberikan terpaksa dihentikan pada tahun itu, karena diperkirakan terdapat jutaan ton ikan per tahun yang diangkut ke negara tetangga itu tanpa ada bagi hasil dengan Indonesia.

Dari data yang dimiliki oleh Departemen yang sama misalnya saat ini terdapat potensi lestari ikan laut sebesar 6,2 juta ton ikan yang baru tereksploitasi kurang lebih sebanyak 3,5 juta ton kan saja (kurang dari 56 persen).

Sebanyak 65 % potensi ikan tuna dunia ternyata dimiliki oleh Indonesia. Sisanya 35 % dibagi- bagi di banyak perairan laut lain di muka bumi. Data yang luar biasa ini memberikan informasi kepada kita bahwa negeri ini sangat kaya raya. Jutaan dollar potensi hasil laut yang kita miliki dapat kita eksploitasi untuk menyediakan dana yang cukup bagi kesejahteraan negeri. Jutaan dollar potensi laut yang kita miliki akan memberikan dana yang cukup bagi puluhan juta keluarga miskin dan jutaan pengangguran yang ada di Indonesia ini misalnya. Di sinilah peran penting TIK di Indonesia. Peran penting TIK adalah membantu mengidentifikasi kekayaan yang dimiliki oleh negeri, membantu proses eksploitasi dan pemanfaataannya, serta membantu mengarahkan kelebihan yang dimiliki oleh kekayaan alam yang melimpah ruah ini untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi oleh negeri.

Dalam aktivitas pengembangan embrio bisnis dikenal istilah technopreneurship. Sebuah aktivitas pengembangan usaha yang mengedepankan kemandirian dalam bidang permodalan kerja dan berorientasi pada utilitas dan penggunaan keunggulan teknologi termasuk teknologi informasi. Kita melihat dengan nyata bukti dari technopreneurship ini di Lembah Silicon. Hampir 80 % usaha industri yang saat ini mendominasi dunia dibangun dari lembah silicon dengan pendekatan technopreneurship ini. Marilah kita lihat fenomena Google yang saat ini memiliki nilai bisnis lebih dari 120 milyar dollar yang mengungguli pendahulunya Yahoo yang
saat ini memiliki nilai bisnis hanya 60 milyar dollar. Bandingkan nilai bisnis ini dengan misalnya nilai Bisnis PT Telkom Tbk. yang baru mencapai kurang dari setengah dari nilai bisnis Yahoo. Nilai bisnis besar yang dicapai oleh perusahaan-perusahaan berbasis TIK ini ternyata dibangun pada awalnya oleh pengembangan nilai-nilai technopreneurship di lembah silicon.

Kita bisa mengusung konteks technopreneurship ini dalam pemanfaatan keunggulan TIK di Indonesia terhadap berlimpahnya sumber daya alam yang ada di Indonesia.

Di sini dan dalam konteks yang sama para lulusan jurusan Ilmu Komputer dapat menemukan peran penting dan peluang yang sangat besar untuk tumbuh dan berkembang.

Terkait dengan hal ini juga perlu saya ingatkan lingkungan industri untuk memperhatikan sektor riset dan development. Panduan normal untuk alokasi dana Riset dan Pengembangan adalah sebesar 5 % s.d. 25 % dari total nilai penjualan yang dimiliki oleh perusahaan. Besarnya nilai yang diinvestasikan untuk aktivitas R&D ini akan menjadi salah satu pendorong munculnya aktivitas terkait technopreneurship. Pengalokasian dana lebih besar untuk aktivitas R&D ini
akan mendorong lebih cepat technopreneurship. Sebelum mengurai lebih lanjut betapa luasnya manfaat teknologi Informasi dalam kehidupan kita marilah kita melihat sebentar apa yang telah terjadi pada bangsa ini beberapa waktu yang lalu, serta apa peran Teknologi Informasi dan Komunikasi di sana.

Baru-baru ini ketika terjadi rangkaian bencana Tsunami dan gempa bumi besar di Pantai Selatan Pulau Jawa, Yogyakarta, Jawa Tengah, Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam teknologi informasi dan komunikasi hadir membantu remediasi seluruh kehidupan masyarakat korban bencana. Ratusan ribu korban yang berguguran membuat aktivitas penanganan pasca bencana harus dilakukan dengan sangat cepat. Rusaknya infrastruktur jalan, jaringan telekomunikasi, instalasi listrik, perumahan, dan berbagai sarana penunjang aktivitas sosial lain membuat penanganan korban menjadi sangat tidak mudah.

Teknologi informasi dan komunikasi hadir dan memberikan banyak kemudahan dalam proses evakuasi terbesar dalam sejarah Republik ini. Dengan perangkat telepon satelit yang kecil dan mudah dibawa; proses evakuasi korban, pemberian bantuan, dan pemantauan keadaan korban bencana menjadi mudah dilakukan. Tidak terbayangkan apa yang terjadi di NAD dan Sumatera Utara, Pantai Selatan Pulau Jawa, dan Yogyakarta pasca bencana Tsunami dan gempa tanpa bantuan teknologi informasi dan komunikasi.

Di Nagroe Aceh Darussalam diakui atau tidak bencana Tsunami telah menyebabkan sebuah periode sejarah peradaban manusia Indonesia musnah dari Bhumi Serambi Mekah itu. Demikian juga di Yogyakarta, dan daerah-daerah pantai pesisir selatan Pulau Jawa.

Selain musnahnya jiwa dan harta, ada tak terhitung data dan informasi yang musnah pasca bencana tersebut. Informasi yang dikumpulkan selama ratusan tahun di Bhumi Aceh misalnya hilang bersama dengan ratusan ribu jiwa. Bahkan sampai saat ini Kita tidak tahu informasi penting apa saja yang telah hilang akibat bencana besar itu. Informasi itu mungkin sangat dibutuhkan di masa yang akan datang, dan sampai saat ini kita juga tidak mengetahui bagian peradaban Republik Indonesia mana saja yang akan terhambat jika informasi tersebut musnah.

Dunia masa depan adalah dunia yang dipenuhi jalinan informasi masa lalu dan masa kini yang rumit. Sebuah bangsa akan kehilangan jati dirinya jika ada setitik jalinan informasi ini yang hilang. Sampai saat ini ilmu pengetahuan masih belum mengetahui wajah integral kondisi masa lalu peradaban dan kehidupan yang ada di dunia. Banyak misteri tak terpecahkan yang muncul karena adanya missing link informasi. Dan missing link yang muncul ini terbukti banyak membuat manusia modern malah kehilangan jati dirinya, tak mengerti arah dan tujuan berkembangnya peradaban. Dan di masa kini missing link informasi ini bisa berarti munculnya banyak kerusakan besar di dunia.

Tugas kita yang hidup pasca bencana Tsunami yang baru lalu adalah bagaimana memanfaatkan keunggulan Teknologi Informasi ini untuk melindungi informasi di seluruh Indonesia, agar jika ada bencana atau kerusakan besar yang melanda,tidak lagi ada kemusnahan informasi massal yang membuat bangsa ini kehilangan jati dirinya.

Puluhan ribu bahkan ratusan ribu yang gugur pasca rangkaian bencana tersebut, memberikan pesan kepada kita yang masih hidup agar memanfaatkan teknologi informasi untuk menjaga informasi berharga di sekitar kita, untuk bekal kehidupan bangsa ini di masa depan. Dengan bencana beruntun yang terjadi itu kita kembali diingatkan bahwa negeri kita berada di lokasi ring of fire, sebuah negeri yang paling banyak memiliki potensi terkena guncangan gempa.

Tidak bisa kita bayangkan betapa lebih hancurnya Bangsa Indonesia, jika bencana-bencana ini terjadi di Ibu Kota Jakarta, misalnya. Sebuah kota yang memuat lebih dari 99 % informasi tentang hidup dan kehidupan Bangsa Indonesia. Betapa banyak informasi vital Bangsa yang musnah jika bencana seperti ini terjadi di Jakarta.

Sungguh Tuhan masih mencintai bangsa Indonesia. Tanah serambi Aceh, Yogyakarta, pantai selatan Pulau Jawa, dan beberapa lokasi negeri ini, untuk kesekian kalinya telah memposisikan diri sebagai penyelamat seluruh Bangsa. Dengan bersedia menerima rangkaian bencana ini dari Tuhan, maka sebenarnya seluruh Bangsa Indonesia akan terselamatkan.

Bencana-bencana besar yang melanda, pada hakekatnya adalah salah satu bentuk kecintaan Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa Indonesia, untuk memberikan ruang pembelajaran besar bagi Bangsa ini terutama terhadap pengelolaan informasi. Hanya saja mampukah kita semua saat ini menarik hikmah besar dari peristiwa ini ?

Itulah sekelumit peran besar Teknologi Informasi dalam menyelamatkan Bangsa ini. Contoh kasus penanganan bencana yang terjadi di beberapa lokasi bencana dengan bantuan Teknologi Informasi dan Komunikasi sebenarnya telah menunjukkan wajah dan peran penting Teknologi ini bagi bangsa kita di masa kini dan masa-masa yang akan datang.

Transformasi telah terjadi di semua bidang hidup manusia akibat Teknologi Informasi. Sampai pertengahan 2006 yang lalu misalnya Time Magazine mencatat angka bisnis biro jodoh di internet mencapai lebih 500 juta dollar atau sekitar 5 Trilyun rupiah. Di dalam negeri akhir Maret 2006 yang lalu lebih dari 1 juta orang nasabah perbankan telah menggunakan mobile banking berbasis sms (sms-banking) pada 17 bank Nasional. Bisnis dan bahkan aktivitas personal saat ini dapat dilakukan dengan sangat efisien dengan bantuan Teknologi ini.

Sebagai gambaran betapa besarnya nilai transaksi yang berkait dengan aktivitas berbasis on line ini misalnya dapat dilihat dari transaksi keuangan yang saat ini dilakukan Bank Indonesia dengan sistem RTGS (real time gross settlement). Volume transaksi yang dilakukan oleh sistem yang dibangun oleh Bank Indonesia saat ini telah mencapai rata-rata Rp 111 triliun rupiah sehari dari sekitar 18.900 transaksi (bandingkan dengan kliring harian sebanyak 300.000 warkat dengan jumlah rata-rata Rp.4,9 triliun)4? Aktivitas transaksi elektronik yang berasal dari kartu kredit, mesin ATM, transaksi elektronik antar perusahaan telah mencapai 81 Trilyun per hari5.

Aktivitas E-Commerce dunia berbasis web juga telah mencapai nilai yang tidak kalah besar. Sebagai gambaran lain tentang besarnya pasar dan aktivitas manusia yang telah terhubung dengan aktivitas e-commerce adalah statistis jumlah pengguna internet di dunia dan gambaran kecepatan perkembangannya6. Pada tahun 1994 jumlah pengguna internet dunia hanya 3 juta orang. Jumlah ini berkembang dengan pesat dan dalam waktu 4 tahun pada tahun 1998 jumlahnya telah mencapai 100 juta pengguna7. Setiap hari jumlah pengguna internet telah
berkembang sebanyak 600 ribu orang per hari8, sebanyak 1000 situs per hari tampil di internet pada tahun 2006 ini. Bandingkan juga data ini dengan data dari DFC Intelligent yang mengungkapkan penjualan game on line global mencapai nilai lebih dari 3 milyar dollar pada tahun 2006 dan diperkirakan akan mencapai 13 milyar dollar pada tahun 20119.

Pada tahun 2006 jumlah pengguna internet diperkirakan mencapai jumlah lebih dari 1 Milyar orang di seluruh dunia. Karakter pasar raksasa ini berbeda dengan pasar konvensional yang dibatasi oleh koridor ruang dan waktu. Pasar raksasa internet ini adalah pasar tunggal dengan karakter sangat terbuka. Tanpa melihat posisi negara yang berbeda dan tanpa melihat dan mengikutsertakan karakter produsen dan konsumen, maka pasar internet secara hakikat adalah pasar terbesar yang pernah dibangun oleh umat manusia.

Pada tahun 1996 penerimaan yang diperoleh dari konsumen e-commerce mencapai nilai sebesar 1,8 milyar dollar Amerika. Pada tahun 2002 mencapai nilai 26 milyar dollar Amerika. Pada tahun 2002 jumlah ini berkembang pada kisaran 42,2 milyar dollar Amerika10. Besarnya nilai transaksi inilah yang membuat pengamat seperti Amy Harmon menjuluki E-Commerce sebagai the next big thing11, sementara internet sendiri sebagai infrastruktur utama E- Commerce saat ini disebut-sebut sebagai the mainstream budaya saat ini.

Data pertengahan tahun 2006 ini menunjukkan industri terkait teknologi informasi berkembang sebesar 6,9 %. Industri jasa berkembang paling besar dengan tingkat perkembangan 10,4 %, disusul dengan industri aplikasi telematika 8,7 %, hardware 6,5 % dan perangkat komunikasi 7,8 %12.

Teknologi Informasi dan Komunikasi menjanjikan banyak keunggulan yang menjadi tugas kita bersama untuk terus mengelaborasinya. Ada tiga bagian utama pembangun teknologi informasi yang dirumuskan oleh para ahli sebagai kolaborasi dari 3 domain C (Computer, Communication, dan Content). Pakar teknologi informasi komunikasi yang lain merumuskan komponen pembangun itu dengan lebih sederhana yaitu terdiri dari komponen komponen Hardware, Software, dan Firmware.

Komponen Hardware sungguhpun terlihat kasat mata bentuknya, akan tetapi ternyata hanya merupakan kurang 30 % persen dari seluruh bagian sistem yang membangun Teknologi Informasi dan Komunikasi. Lebih dari 70 % komponen pembangun Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah software atau aplikasi (Data CITRAS Indonesia).

Artinya tanpa ada aplikasi maka sebuah mikro komputer, desktop komputer, LAP Top atau sebuah Palm Top, ataupun sebuah Super Computer hanyalah onggokan logam tersusun yang tidak dapat diambil manfaatnya selain oleh para pencari logam bekas. Sebuah komputer atau bahkan perangkat telekomunikasi seharga 300 juta dollar US seperti satelit hanyalah sebuah logam bersusun yang tidak dapat digunakan tanpa adanya aplikasi atau software yang menjalankannya, susunan logam tersebut hanya akan menjadi sebuah tubuh jiwa. Sesungguhnya JIWA dari Teknologi Informasi dan Komunikasi ternyata adalah aplikasi atau softwarenya.

Sama seperti manusia sesungguhnya yang paling berarti dan memberi makna kehidupan manusia adalah JIWAnya. Karena betatapun sentosa dan kuat fisiknya akan tetapi tanpa JIWA dia jauh beda dengan SEONGGOK BATU.

Sedemikian pentingnya sisi perangkat lunak dari Teknologi Informasi dan Komunikasi membuat pemerintah memutuskan membentuk Direktorat Aplikasi Telematika di bawah Departemen komunikasi dan informatika. Pembentukan Departemen Komunikasi dan Informatika dan khususnya Dirjen Aplikasi Telematika ini memang ditujukan untuk mendayagunakan kelebihan Teknologi Informasi untuk kemajuan bangsa.

Deretan angka ini masih ditambah dengan belum siapnya seluruh komponen Teknologi informasi dan komunikasi untuk digelar di seluruh Indonesia. Teledensitas, sebuah angka untuk mengukur penetrasi infrastruktur teknologi informasi misalnya masih menunjukkan angka 11 – 25% untuk kota besar, sementara untuk pedesaan baru mencapai 0.2%. Masih terdapat ± 43.022 desa tanpa akses telepon (64.4% dari 66.778 desa). Penetrasi infrastruktur telekomunikasi, 7.82 juta fixed line (±3% penduduk), ± 24 juta telepon selular (5.5% penduduk). Pelanggan Internet tahun 2004 di-estimasi sebesar 1.3 juta. Pengguna Internet tahun 2004 di-estimasi sebesar 12 juta. Sementara itu 80 % penggunaan bandwith internet saat ini masih untuk game online dan akses-akses non produktif lainnya.

Sementara di sisi lain kita dituntut oleh masyarakat internasional untuk segera merampungkan persiapan awal menuju Masyarakat Informasi Global.

WSIS – (World Summit on the Information Society) yang merupakan forum teknologi informasi dan komunikasi dunia di bawah badan PBB ITU (International Telecommunication Union) sepakat untuk mencanangkan pada Tahun 2015, rencana-rencana aksi sebagai berikut :
1. Menghubungkan Desa dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan
membentuk Community Access Point;
2. Menghubungkan Universitas, Akademi, tingkat SMU dan SMP, tingkat SD dengan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK);
3. Menghubungkan Pusat Ilmu dan Penelitian dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK);
4. Menghubungkan Perpustakaan Umum, Pusat Kebudayaan, Museum, Kantor Pos dan Kearsipan dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK);
5. Menghubungkan Pusat Kesehatan dan Rumah Sakit dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK);
6. Menghubungkan seluruh instansi pemerintah pusat dan daerah dan membuat website dan alamat e-mail;
7. Mengadopsi seluruh kurikulum sekolah dasar dan menengah dalam menghadapi
tantangan masyarakat informasi, harus diperhitungkan pada taraf nasional;
8. Memastikan bahwa seluruh populasi di dunia mempunyai akses untuk pelayanan televisi dan radio;
9. Mendorong pengembangan konten dan menempatkan pada tempatnya kondisi secara teknis dalam rangka memfasilitasi keadaan terkini dan penggunaan semua bahasa di dunia di Internet;
10. Memastikan bahwa lebih dari setengah penduduk dunia mempunyai akses dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Paling tidak sampai dengan tahun ini ketentuan PBB melalui WSIS tersebut belum mampu kita penuhi dengan baik. Dari sinilah arti penting dan aktivitas pembangunan yang dilakukan dimulai oleh setiap bangsa di seluruh dunia.

Di dalam negeri perkembangan pasar peranti lunak selama ini masih menjadi target pasar bukan pemain. Dengan menjadi target pasar-pun, konsumsi Teknologi Informasi (TI) secara keseluruhan relatif masih sangat rendah terhadap konsumsi TI di negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

Konsumsi TI di Indonesia per-2005 hanya mencapai US$ 1,9 miliar, dimana 80% masih didominasi oleh peranti keras. Sementara itu, produk peranti lunak hanya mencapai 8% dan 12% diraih dari penjualan layanan peranti lunak. Bila peranti lunak digabung dengan layanannya, total menjadi 20% atau sekitar US$380 juta.

Sementara itu, berdasarkan riset dari Forrester Research, pasar peranti lunak secara global mencapai US$207 miliar. Bila diproyeksikan terhadap PDB, maka angka konsumsi TI Indonesia di atas hanya sekitar 0,7%. Sementara itu, konsumsi TI di India sudah mencapai 3% terhadap PDB negara tersebut. Di India, konsumsi TI tahun lalu mencapai US$18 miliar, sedangkan konsumsi di Amerika Serikat telah mencapai US$346 miliar. Mestinya Indonesia bisa mencapai US$3 miliar (angka ideal konsumsi TI Indonesia). Di lihat dari kondisi perkembangan TI sekarang, potensi TI Indonesia sebenarnya besar, namun juga menyimpan tantangan yang tinggi.

Sementara itu Peta Aktivitas Pengembang Aplikasi di Indonesia menunjukkan trend
perkembangan sebagai berikut :
1. Jumlah Pengembangan Tingkat menengah ke atas ada 200 ISV (Independent Software Vendor); 15 go international
2. Konsentrasi terbesar ada di Jabotabek (>60%)
3. Anggota ASPILUKI: 94 ISV, perkembangan di daerah2: Jambi, Bali, Jogyakarta
4. Pertumbuhan di daerah2: Bali, Jabar, Jateng, Sumut, Jatim dst.
5. Terdapat Inisiatif pengembangan ‘software development centers

Pemerintah & swasta: RICE – Regional IT Center of Excellence; ada tiga lokasi saat ini:
RICE PT Inti di Bandung
RICE Trisakti di Jakarta
RICE Dinas Deperindag di Bali
Universitas & swasta: BHTV, SalatigaCamp, Bogor Cyber Park, Cimahi Cyber
City, TobaTech dsb.

Peta kondisi dalam negeri ini di sisi lain bercerita betapa besarnya peluang untuk membangun industri aplikasi dalam negeri. Sampai 25 tahun yang akan datang Industri Software akan menjadi industri yang paling penting di seluruh dunia(McFarlan et al). Peran software menjadi sebagai ‘key enablers’ untuk industri-industri yang lain (dari entertainment seperti film sampai dengan property, manufacturing, process, e-governement).

Sementara di sisi lain hasil survey Global menunjukkan trend umum bahwa negara dengan pertumbuhan TIK yang cepat memiliki pertumbuhan ekonomi yang cepat pula. Sementara pertumbuhan TI dalam survey yang sama ditentukan oleh besar pembelanjaan yang tepat pada bidang software dan layanan TIK.

Dari penurunan hasil survey Global tersebut dapat diambil kesimpulan tumbuhnya industri dan pasar legal software lokal akan mendorong tidak hanya pasar TIK tapi juga pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.

Pemerintah bersama seluruh stake holder Bangsa berupaya keras mencapai target besaran- besaran Masyarakat Informasi Indonesia ini.

Di samping target terbangunnya industri TIK tersebut pemerintah saat ini sedang
memperjuangkan dengan keras proses pembangunan Regulasi yang akan memberikan kepastian hukum yang lebih baik kepada para pengguna TIK di Indonesia. RUU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) saat ini sedang dalam pembahasan yang serius di lingkungan Pansus RUU ITE DPR-RI untuk dapatnya disahkan menjadi Undang-Undang.

Penggelaran aktivitas elektronik ini di Indonesia masih mengalami kendala dari sisi aspek legalitas dan dasar hukum bagi pelaksanaan dan pengembangan aktivitasnya. Kendala dari sisi hukum ini menjadi sisi terlemah dari penggelaran aktivitas berbasis TIK di Indonesia. Sebagai sebuah negara yang menjunjung tinggi nilai hukum kondisi ini tidak dapat diterima begitu saja di Indonesia.

Di hampir seluruh negara di dunia masalah ini memang masih menjadi masalah yang rumit untuk dipecahkan. Di Amerika Serikat jauhnya jarak pemahaman hukum dengan pemahaman digital atau pemahaman cyber melahirkan lusinan regulasi transaksi elektronik yang rumit dan teknis. Pemahaman aspek inti teknis yang rumit dari transaksi elektronik ini ternyata menyeret lusinan regulasi yang sangat teknis ke dalam domain hukum.

Akan tetapi rendahnya pemahaman mengenai domain TIK dari para penentu regulasi (legislatif dan juga eksekutif) tidak harus membuat kita tidak memiliki landasan regulasi yang cukup untuk melakukan aktivitas yang legal dalam pengelaran TIK. Kita doakan dalam beberapa waktu yang akan datang kita akan memiliki Undang-undang ITE yang akan mewadahi secara legal seluruh aspek aktivitas berbasis TIK yang ada di Indonesia.

Muara dari seluruh aktivitas pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah adalah tercapainya Masyarakat Informasi Indonesia pada tahun 2015 (MII 2015) yang akan datang. Masyarakat Informasi Indonesia ini adalah masyarakat yang mampu memanfaatkan keunggulan TIK di semua sektor sebagai sebuah faktor enabler bagi sektor tersebut. Masyarakat Informasi Indonesia 2015 juga akan memfasilitasi jalan tercapainya bangsa Indonesia yang maju dengan Teknologi Informasi.

Mengutip pesan Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, dalam sebuah pidatonya tentang peran Teknologi Informasi dan Komunikasi, bahwa sudah selayaknyalah pemanafaatan Teknologi informasi mampu memberikan nilai tambah bagi masyarakat luas, mendorong partisipasi masyarakat di dalam pemanfaatan Teknologi Informasi sehingga terwujud masyarakat yang cerdas yang selanjutnya akan mampu meningkatkan daya saing bangsa.

Menurut Presiden selanjutnya, Masyarakat cerdas berarti setiap komponen masyarakat akan bergerak bersama mewujudkan Gerakan Siswa Cerdas, Gerakan Desa Maju. Gerakan Guru Cerdas, Gerakan Pesantren Cerdas, Gerakan Petani Cerdas, Gerakan Aparat Cerdas, Gerakan Nelayan Pintar, dan seterusnya, sehingga Bangsa Indonesia mampu bersaing di tataran kompetisi lokal, nasional, regional, maupun global.

Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi
www.puskur.net/inc/si/sma/TIK
www.sinarharapan.co.id/berita/0610/14/opi05.html
www.tempointeraktif.com/hg/iptek/2004/12/04/brk,20041204-15,id.html - 45k -
64.203.71.11/kompas-cetak/0610/02/tekno/2999704.htm - 42k
www.denpasarkota.go.id/instansi/file/?WEBSITE-PEMKOT-DENPASAR
www.kalteng.go.id/viewarticle.asp?article_id=724 - 96k
media.diknas.go.id/media/document
rickynelsonsihite.multiply.com/journal/item/12 - 16k
www.anakui.com/category/informasi-lainnya/teknologi-informasi-dan-komunikasi/
www.gresik.go.id
ww.gumilarcenter.com/ict/pemanfaatanict
ppsdms.org/dari-alih-teknologiinfomasi-menuju-komunikasi-informasi.htm




 
Blognyaamanda - Wordpress Themes is proudly powered by WordPress and themed by Mukkamu Templates Novo Blogger